Rabu, 13 Maret 2013

Cerita Pendek Dari Saya


DIBALIK KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA
Aku adalah seorang anak penjual ikan di daerah tanjung  priuk dan ibuku seorang penjual nasi uduk  dan lontong sayur. Kami  3 saudara, aku anak pertama dari tiga saudara adikku yang pertama laki-laki dan adikku yang ke dua  perempuan. Keluarga kami sangat bahagia walaupun dalam kehidupan yang sangat sederhana.
Setiap pagi aku sebelum berangkat sekolah aku beserta adikku yg masih duduk dibangku SMA membantu ibu menyiapkan dagangan tepat  diteras rumah…waktu telah menunjukkan pukul 6.30wib aku dan kedua adikku bergegas berangkat  menuju sekolah..”bu,,,, sari, angga, dina berangkat dulu ya”. “ iy nak,  Hati-hati ya nak” jawab ibu!.Walaupun ayah ku hanya pedagang ikan tetapi ayah ku bisa membiayayi sekolah ku  kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, aku bersekolah di akademi keperawatan Jakarta, karena aku sangat terobsebsi menjadi perawat. Sampai –sampai Ayah  banting tulang beserta ibu ku demi membiayai sekolah kami. Karena kedua orang tua ku sangat ingin melihat anak-anakny sukses. Tetapi ada juga yang tidak senag dengan keluarga kami yang sangat bahagia ini, sempat keluarga kami pun pernah dihina oleh tetangga apakah aku bisa melanjutkan perguruan tinggi, ayah ku sangat bertekat bahwa kelak anak-anakny bakalan sukses.
Hari pun sudah mulai sore, kami bertiga sampai dirumah”. “ asalamualaikum”, “ waalaikum salam, jawab ibu”, “kalian kok bisa bareng begini pulangnya, Tanya ibu”? “kita memang sudah janjian tadi bu ingin pulang bareng jawab sari”, “ sudah kalian lekas mandi dan segera makan. “ “ baik bu, jawab sari”. Setiap menjelang maghrib ayahku selalu mengajari kita bertiga untuk belajar mengaji, supaya ada bekal juga  diakhirat kelak. Tidak itu saja ayahku juga sering dipanggil oleh staff di mabes untuk membimbing penggajian setiap sebulan sekali. Keesokan harinya ayah ku dipanggil untuk menghadap staff mabes. “ waduh ada apa ya bu aku kok panggil disuruh kekantor mabes”, “ayah,,apa ayah punya salah,Tanya ibu”? “sepertinya ayah tidak punya salah bu ayah memberikan ceramah tidak menyimpang sama sekali, doa kan ayah ya bu semoga tidak terjadi apa-apa.” Hati-hati ya ayah”. Kegundahan  terlihat diraut muka ibu,,sesampainya di mabes ayah bertemu salah satu staff mabes, karena kebaikan ayah dan ayah sering membantu orang-orang kantor ayah ku pun diajak bekerja sebagai tenaga honorer di mabes..” bagaimana pak?  Bapak menerima pekerjaan ini? “ iii..iy pak saya siap bekerja disini engan naa gugup, apakah mulai besok saya sudah bias bekerja disini, Tanya ayah! “ ya tentu mulai besok bapak sudah mulai bekerja disini, hati ayah ku sangat gembira mendengar berita bahagia ini.
Sesampainya dirumah ayahku menceritakan apa yang terjadi tadi,,keluarga ku pun senang karna dengan ini perekonomian keluargaku akan berangsur membaik.
Waktu terus berlalu Ayah ku pun telah diangkat menjadi PNS dan selang beberapa tahun setelah menyelesaikan perguruan tinggi ku,, aku sendiri sekarang bekerja sebagai pegawai negeri di rumah sakit Bhayangkara sebagai perawat, dan adik ku Angga sekarang sudah menjadi polisi lengkap sudah kebahagian yang di dapat pada keluarga kami tinggal si bungsu yang akan menyelesaikan  sekolaahnya.
Pada saat aku bekerja, ada anggota brimob yang sedang sakit dan akulah yang merawatnya hingga sembuh dan dari situlah kami bertukar telepon dan hubungan kami pun berlanjut kejenjang pernikahan. Kami cukup bahagia dengan pernikahan ku dengan mas andi.
”Tiba-tiba saat menjelang tidur spontan ku bertanya perihal belum adanya anak bagiku, “Pada saat kami menuju tempat tidur terbersit pertanyaan,” Mas kenapa ya kita sampai saat ini belum juga dikaruniai anak, padahal aku ingin sekali menimang bayi yang sangat lucu sekali senang nya melihat anak kecil melintas didepanku pada saat aku bekerja”,” sabar ya sayang mungkin Allah punya rencana lain kita harus tetep bersabar”, Mas andi pun coba memberi ku semanggat untuk terus bersabar”, mas andi pun terus meyakinkan ku agar terus bersabar, walaupun aku tahu perasaan mas andi pun sama apa yang kurasakan saat ini. Pagi telah tiba aku pun kembali bekerja seperti biasa melayani pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit Bhayangkara,, waktu menunjukan pukul 14.00 wib aku pun bergegas meninggalkan rumah sakit, tapi sebelum pulang seperti biasa aku akan menghadiri apel siang, sesampainya dirumah aku terkejut melihat ibu berada dirumah bersama mas andi,” kapan datang bu”? sambil mencium tangan ibu, “ satu jam yang lalu sari”,” ibu dating sendiri aja, Tanya sari ?” iya sar ibu kangen sama kamu”,” naik apa ibu kesini”?, “tadi ibu naik angkot kesini”,,kebetulan ibuku tinggal didaerah tanjung priuk tempat tinggal ku dulu jadi sering kali ibu bertandang kerumahku yang berada di wilayah depok,” sudah ganti baju dulu sana nanti kita berbincang lagi”,” baik bu jawab sari.
Matahari pun mulai terbenam aku, ibu dan mas andi bercerita tentang masa lalu ibu,,”oiya sar kamu sudah ada tanda-tanda hamil belum”,Tanya ibu? “ sari pun hanya menunduk terdiam,,”belum dikasih bu sama yang maha kuasa”, celetuk Mas andi. Oo gak apa-apa sar dulu ibu jg seperti kamu ibu juga harus bersabar selama 3 tahun menunggu,  barulah ibu hamil anak pertama yaitu kamu dan selang setahun adik mu angga dan selang 5 tahun baru adik mu si bungsu jadi sabar saja dan tetep berdoa,”mmmm sari jadi tidak enak bu dengan mas andi”,” aku tidak apa-apa kok sayang semua ini kan sudah ada yang mengatur jadi kita terima saja”, aku tetap sayng kamu sari”, “terima kasih ya mas sudah mau mengerti diriku. Malam kian larut kami pun beranjak untuk tidur, aku berharap esok hari ada keajaiban untuk keluarga kecilku, aku dan mas andi.
Kebahagiaan memang bukan diliat dari materi, kebahagian pun bukan diliat dari besar  kedudukan kita dan memang bersabarlah kunci dari ini semua tetap berusaha dan berdoa. Aku dan mas andi adalah sebagian kecil dari keluarga yang kebahagianya yang tertunda. Tapi di sisi lain aku mendapatkan kebahagian dari keluarga besar ku serta mas andi yang terus memberi dukungan penuh, yang mungkin orang lain tidak dapat. Cinta dan kasih sayang yang  aku dapat dari mas andi sudah cukup untuk mengobati rasa ingin ku menjadi seorang ibu I love you mas andi, pahlawan bagi hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar