DIBALIK KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA
Aku adalah seorang anak penjual ikan di daerah tanjung priuk dan ibuku seorang penjual nasi
uduk dan lontong sayur. Kami 3 saudara, aku anak pertama dari tiga saudara
adikku yang pertama laki-laki dan adikku yang ke dua perempuan. Keluarga kami sangat bahagia
walaupun dalam kehidupan yang sangat sederhana.
Setiap pagi aku sebelum berangkat sekolah aku beserta adikku
yg masih duduk dibangku SMA membantu ibu menyiapkan dagangan tepat diteras rumah…waktu telah menunjukkan pukul
6.30wib aku dan kedua adikku bergegas berangkat
menuju sekolah..”bu,,,, sari, angga, dina berangkat dulu ya”. “ iy
nak, Hati-hati ya nak” jawab ibu!.Walaupun
ayah ku hanya pedagang ikan tetapi ayah ku bisa membiayayi sekolah ku kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, aku
bersekolah di akademi keperawatan Jakarta, karena aku sangat terobsebsi menjadi
perawat. Sampai –sampai Ayah banting
tulang beserta ibu ku demi membiayai sekolah kami. Karena kedua orang tua ku
sangat ingin melihat anak-anakny sukses. Tetapi ada juga yang tidak senag
dengan keluarga kami yang sangat bahagia ini, sempat keluarga kami pun pernah
dihina oleh tetangga apakah aku bisa melanjutkan perguruan tinggi, ayah ku
sangat bertekat bahwa kelak anak-anakny bakalan sukses.
Hari pun sudah mulai sore, kami bertiga sampai dirumah”. “
asalamualaikum”, “ waalaikum salam, jawab ibu”, “kalian kok bisa bareng begini
pulangnya, Tanya ibu”? “kita memang sudah janjian tadi bu ingin pulang bareng
jawab sari”, “ sudah kalian lekas mandi dan segera makan. “ “ baik bu, jawab
sari”. Setiap menjelang maghrib ayahku selalu mengajari kita bertiga untuk
belajar mengaji, supaya ada bekal juga
diakhirat kelak. Tidak itu saja ayahku juga sering dipanggil oleh staff
di mabes untuk membimbing penggajian setiap sebulan sekali. Keesokan harinya
ayah ku dipanggil untuk menghadap staff mabes. “ waduh ada apa ya bu aku kok
panggil disuruh kekantor mabes”, “ayah,,apa ayah punya salah,Tanya ibu”?
“sepertinya ayah tidak punya salah bu ayah memberikan ceramah tidak menyimpang
sama sekali, doa kan ayah ya bu semoga tidak terjadi apa-apa.” Hati-hati ya
ayah”. Kegundahan terlihat diraut muka
ibu,,sesampainya di mabes ayah bertemu salah satu staff mabes, karena kebaikan
ayah dan ayah sering membantu orang-orang kantor ayah ku pun diajak bekerja
sebagai tenaga honorer di mabes..” bagaimana pak? Bapak menerima pekerjaan ini? “ iii..iy pak
saya siap bekerja disini engan naa gugup, apakah mulai besok saya sudah bias
bekerja disini, Tanya ayah! “ ya tentu mulai besok bapak sudah mulai bekerja
disini, hati ayah ku sangat gembira mendengar berita bahagia ini.
Sesampainya dirumah ayahku menceritakan apa yang terjadi
tadi,,keluarga ku pun senang karna dengan ini perekonomian keluargaku akan
berangsur membaik.
Waktu terus berlalu Ayah ku pun telah diangkat menjadi PNS
dan selang beberapa tahun setelah menyelesaikan perguruan tinggi ku,, aku
sendiri sekarang bekerja sebagai pegawai negeri di rumah sakit Bhayangkara
sebagai perawat, dan adik ku Angga sekarang sudah menjadi polisi lengkap sudah
kebahagian yang di dapat pada keluarga kami tinggal si bungsu yang akan
menyelesaikan sekolaahnya.
Pada saat aku bekerja, ada anggota brimob yang sedang sakit
dan akulah yang merawatnya hingga sembuh dan dari situlah kami bertukar telepon
dan hubungan kami pun berlanjut kejenjang pernikahan. Kami cukup bahagia dengan
pernikahan ku dengan mas andi.
”Tiba-tiba saat menjelang tidur spontan ku bertanya perihal
belum adanya anak bagiku, “Pada saat kami menuju tempat tidur terbersit
pertanyaan,” Mas kenapa ya kita sampai saat ini belum juga dikaruniai anak,
padahal aku ingin sekali menimang bayi yang sangat lucu sekali senang nya
melihat anak kecil melintas didepanku pada saat aku bekerja”,” sabar ya sayang
mungkin Allah punya rencana lain kita harus tetep bersabar”, Mas andi pun coba
memberi ku semanggat untuk terus bersabar”, mas andi pun terus meyakinkan ku
agar terus bersabar, walaupun aku tahu perasaan mas andi pun sama apa yang
kurasakan saat ini. Pagi telah tiba aku pun kembali bekerja seperti biasa
melayani pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit Bhayangkara,, waktu
menunjukan pukul 14.00 wib aku pun bergegas meninggalkan rumah sakit, tapi
sebelum pulang seperti biasa aku akan menghadiri apel siang, sesampainya
dirumah aku terkejut melihat ibu berada dirumah bersama mas andi,” kapan datang
bu”? sambil mencium tangan ibu, “ satu jam yang lalu sari”,” ibu dating sendiri
aja, Tanya sari ?” iya sar ibu kangen sama kamu”,” naik apa ibu kesini”?, “tadi
ibu naik angkot kesini”,,kebetulan ibuku tinggal didaerah tanjung priuk tempat
tinggal ku dulu jadi sering kali ibu bertandang kerumahku yang berada di
wilayah depok,” sudah ganti baju dulu sana nanti kita berbincang lagi”,” baik
bu jawab sari.
Matahari pun mulai terbenam aku, ibu dan mas andi bercerita
tentang masa lalu ibu,,”oiya sar kamu sudah ada tanda-tanda hamil belum”,Tanya
ibu? “ sari pun hanya menunduk terdiam,,”belum dikasih bu sama yang maha
kuasa”, celetuk Mas andi. Oo gak apa-apa sar dulu ibu jg seperti kamu ibu juga harus
bersabar selama 3 tahun menunggu, barulah ibu hamil anak pertama yaitu kamu dan selang
setahun adik mu angga dan selang 5 tahun baru adik mu si bungsu jadi sabar saja
dan tetep berdoa,”mmmm sari jadi tidak enak bu dengan mas andi”,” aku tidak
apa-apa kok sayang semua ini kan sudah ada yang mengatur jadi kita terima
saja”, aku tetap sayng kamu sari”, “terima kasih ya mas sudah mau mengerti
diriku. Malam kian larut kami pun beranjak untuk tidur, aku berharap esok hari
ada keajaiban untuk keluarga kecilku, aku dan mas andi.
Kebahagiaan memang bukan diliat dari materi, kebahagian pun
bukan diliat dari besar kedudukan kita
dan memang bersabarlah kunci dari ini semua tetap berusaha dan berdoa. Aku dan
mas andi adalah sebagian kecil dari keluarga yang kebahagianya yang tertunda.
Tapi di sisi lain aku mendapatkan kebahagian dari keluarga besar ku serta mas
andi yang terus memberi dukungan penuh, yang mungkin orang lain tidak dapat.
Cinta dan kasih sayang yang aku dapat
dari mas andi sudah cukup untuk mengobati rasa ingin ku menjadi seorang ibu I
love you mas andi, pahlawan bagi hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar